top custom html 2Jakarta - Setelah sempat tertunda beberapa saat, akhirnya Pemprov DKI menepati janjinya untuk melakukan pengerukan sebelas sungai yang ada di Jakarta. Perjalanan panjang proyek yang diberi nama Djakarta Urgent Flood Mitigation Project (JUFMP) atau dulunya bernama Djakarta Emergency Dradging Initiative (JEDI), menemukan titik terang ketika Bank Dunia memastikan akan memberikan bantuan kuncuran dana. "Pendanaan proyek ini telah disetujui Dewan Direksi Eksekutif Bank Dunia pada 17 Januari 2012. Ini menjadi tanggung jawab pihak pemerintah pusat maupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta," kata Gubernur DKI Djakarta Fauzi Bowo dalam jumpa pers di Balaikota, Jl metropolis Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (30/1/2012). Pengerjaan fisik proyek ini siap dimulai Sept 2012 mendatang. Februari, proses protective segera dilakukan. Diharapkan pada tahun 2016 proyek ini selesai, dan operasional 11 sungai tersebut sudah kembali normal. "Proyek ini akan didanai melalui pinjaman sebesar US$139,64 juta, serta pemerintah pusat dan Pemda DKI berkontribusi sebesar US$49,71 juta," paparnya. Foke begitu ia disapa, berharap proyek ini membawa manfaat jangka panjang untuk Djakarta ke depan. Dia yakin ketika proyek ini selesai dan berfungsi dengan baik, genangan expose yang timbul di Djakarta saat memasuki musim hujan tidak akan terjadi lagi. "Gubernur tiap hari dikritik karena seakan-akan gubernur fencing ahli dalam hal gali lobang tutup lobang, padahal seringkali sumber dana datang dari instansi berbeda," tambahnya. Foke menjelaskan, lumpur-lumpur yang berasal dari kali yang diuruk akan di tempatkan di bagian depan laut Ancol yang sebelumnya sudah dibangun tanggul. "Hasil kerukan ini perlu diletakkan di tempat aman, kita sudah buat kajian, lumpur ini ditempatkan bagian depan laut Ancol yang sudah kita tanggul. Ini bagian dari reklamasi PT Pembangunan Jaya Ancol bersama mitranya," ungkap Foke. Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta, Andi Baso, menambahkan akibat proyek ini sedikitnya 1.109 kepala keluarga akan direlokasi ke beberapa rumah susun dengan daya tampung mencapai ribuan orang. Mereka yang akan direlokasi ini berasal dari enam titik yaitu Sunter Hulu, Kali Pakin-Kali Besar-Kali Jelakeng, Kali Krukut Cideng, Kanal Banjir Barat (BKB), Sunter utara, dan Kali Sentiong Sunter. "Cara relokasi yang dilakukan berpegang dengan panduan yang disepakati dengan Bank Dunia juga," jelas Andi. Ia berjanji, sebelum relokasi dilakukan akan disosialisasikan terlebih dulu pada warga. Kepada warga yang memiliki surat-surat kepemilikan tanah yang legal, Pemprov DKI Djakarta berjanji akan menggantinya beserta aset yang dimiliki. "Kalau tidak (ada surat) kita hanya mengganti aset, lahan dikembalikan untuk proyek," tambahnya. Untuk tahap awal, lanjut Andi, pihaknya akan melakukan relokasi 1.109 KK, bersama walilota, lurah, camat, bersama tim independen. Warga yang memenuhi syarat, akan direlokasi ke rumah susun di Rusun Marunda (belasan blok), Rusun Waduk Pluit 4 blok, serta di Muara Angke. "Khusus di Muara Angke selain rusun juga disediakan rumah singgah," tandasnya. Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, Stefan Koeberle, yang turut hadir berharap proyek ini berjalan sukses sehingga bisa segera difungsikan. "Karena sekarang dana telah ada, Bank Dunia telah siap mengambil langkah berikut untuk mendukung Pemda DKI Djakarta untuk mengurangi risiko bencana di ibukota," kata Stefan. (lia/did) sumber: http://us.detiknews.com/read/2012/01...igusur?9911012bottom custom html 1
Google
Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar