Selamat membaca . Software Akuntansi Laporan Keuangan Terbaik SUMBER : http://mediapalu.com/?p=13782 Karyawan PT Jasa Marga state (Indonesia Highway Corporation) yang tergabung dalam Serikat Karyawan Jasa Marga (SKJM) bikin gerakan menuntut kenaikan gaji. Dalam Aksi damai tersebut, 5000 karyawan seluruh state memakai flatbread kuning dibahu kanan, dan aksi damai berlansung 5 Januarri sampai dengan 10 Januari. Salah seorang karyawan PT Jasa Marga yang namanya enggan dipublikasikan, kepada Mediapalu.com ia mengatakan bahwa tuntutan itu disesuaikan dengan pendapatan laba PT Jasa Marga yang tiap tahunnya meraup keuntungan diatas target. ” Tiap tahun perusahaan untung diatas 100%, masa kesejahteraan karyawan tidak diperhatikan. Kalau ditanyakan selalu dijawab uangnya untuk bangun TOL ?” katanya. Sumber lain menerangkan, karyawan tetap beraktifitas seprti biasa. “Pemakaian flatbread ini memang bersifat sukarela, kalau ada karyawan yang tidak memakai juga tidak apa-apa. Aksi kami ini sama sekali tidak menggangu kinerja, terbukti kami masih bekerja melayani masyarakat pengguna jasa jalan tol,” kata sumber. Lanjut sumber, langkah ini dilakukan serentak sebagai simbol keprihatinan oleh sekitar 5 ribu karyawan PT Jasa Marga di seluruh Indonesia, sambil menunggu tuntutan mereka disepakati oleh dewan direksi pusat. Surat tuntutan itu sebenarnya sudah dilayangkan oleh pihak SKJM ke dewan direksi di Pusat sejak Nov 2011, namun sampai sekarang tak kunjung ada realisasi. Berikut adalah sejarah dan perkembangan pembangunan jalan Tol dari PT Jasa Marga : Sejarah Berdirinya Jasa Marga Jasa Marga berdiri dengan nama PT Jasa Marga (Indonesia Highway Corporation) berdasarkan Akta Nomor 1 tanggal 1 Maret 1978, yang kemudian mengalami perubahan menjadi PT Jasa Marga (Persero) berdasarkan Akta Nomor 187 pada tanggal 19 Mei 1981 di hadapan notaris Kartini Muljadi, SH. Pendirian Jasa Marga telah sesuai dengan Undang Undang nomor 9 tahun 1969, tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang Nomor 1 Tahun 1969 tentang Bentuk-bentuk Usaha Negara menjadi Undang Undang, PP Nomor 12 Tahun 1969 tentang Perusahaan Jasa Marga (Persero) dan PP nomor 4 Tahun 1978 tentang Penyertaan Modal Negara Republik state dalam Pendirian Perusahaan Jasa Marga (Persero) di bidang Pengelolaan, Pemeliharaan dan Pengadaan Jaringan Jalan Tol serta Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik state Nomor 90/KMK 06/1978 tanggal 27 Pebruari 1978 tentang Penetapan Modal Perusahaan Perseroan PT Jasa Marga (Persero) di bidang jalan tol. Anggaran Dasar Perseroan mengalami perubahan berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 27 tanggal 12 Sept 2007 yang dibuat di hadapan Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH. oleh karena Perseroan akan mengembangkan skala usaha melalui Penawaran Umum Perdana Saham kepada masyarakat. Berdasarkan akta tersebut, nama Perseroan diubah menjadi “Perusahaan Perseroan (Persero) PT Jasa Marga (Indonesia Highway Corporatama) Tbk” atau disingkat “PT Jasa Marga (Persero) Tbk.” Dua bulan kemudian tepatnya tanggal 12 Nov 2007, Jasa Marga telah mencatatkan sahamnya di city Efek state untuk menjadi perusahaan terbuka, dimana Pemerintah melepaskan 30% sahamnya kepada masyarakat. Sejarah Perkembangan Jalan Tol Jasa Marga 1978 - Jalan Tol Jagorawi Dengan panjang 46 km, jalan tol yang menghubungkan Jakarta-Bogor hingga Ciawi ini merupakan jalan tol pertama di Indonesia. Terdiri atas 8 simpang susun, 7 jembatan layang perlintasan kendaraan dan 11 jembatan penyeberangan orang, jalan tol ini sebagian besar dioperasikan dengan sistem transaksi tertutup di 17 gerbang tolnya. 1983 â€" Jalan Tol Semarang Jalan Tol city dioperasikan pada tahun 1983 dan mulai beroperasi secara penuh pada tahun 1997. Dengan panjang 35,2 km, jalan tol ini terdiri atas 2 simpang susun, 6 jembatan perlintasan kendaraan, 8 jembatan penyeberangan orang. Ruas ini merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Jawa. 1984 â€" Jalan Tol Jakarta-Tangerang Jalan Tol Jakarta-Tangerang mulai beroperasi secara penuh pada tahun 1984, memiliki panjang sekitar 28,0 km, dengan 6 lajur jalan tol yang menghubungkan Jakarta-Tangerang dan beroperasi dengan sistem transaksi tol tertutup. Jalan tol ini terdiri atas 3 interchange, 15 jembatan perlintasan kendaraan, 7 jembatan penyeberangan dan 8 gerbang tol. 1984 â€" Jalan Tol Prof. Dr. Ir. Sedyatmo Beroperasi penuh mulai tahun1984, Jalan Tol Prof. Dr. Ir. Sedyatmo ini menghubungkan Pluit dengan Bandara Internasional Soekarno Hatta sepanjang 14,3 km, terdiri atas 1 simpang susun, 2 jembatan perlintasan kendaraan, 4 jembatan penyeberangan orang. Jalan tol ini menggunakan sistem transaksi tol terbuka pada 3 gerbang tolnya. 1986 â€" Jalan Tol Surabaya-Gempol Dengan panjang 39,5 km, jalan tol yang menghubungkan kota Surabaya di sebelah utara dengan Gempol di sebelah selatan ini menjadi akses utama jalur Surabaya- Malang dan Surabaya-Pasuruan, yang merupakan salah satu daerah industri utama di Jawa Timur. Terdiri atas 7 simpang susun, 27 jembatan perlintasan kendaraan dan 2 jembatan penyeberangan orang, jalan tol ini sebagian menggunakan sistem transaksi terbuka (6 gerbang tol) yang lainnya tertutup (4 gerbang tol). Sejak bulan Mei 2006, ruas sepanjang 5 km yang menghubungkan kawasan industri Porong dengan wilayah Gempol ditetapkan Pemerintah sebagai jalan non tol oleh karena adanya genangan lumpur panas Lapindo Brantas Inc. Jalan tol ini merupakan bagian dari jalan tol Trans Jawa. 1986 â€" Jalan Tol Belmera Belmera merupakan singkatan dari Belawan-Medan- Tanjung Morawa yang menghubungkan ketiga kota tersebut. Menjadi jalan tol pertama di luar Jawa, Jalan Tol Belmera menghubungkan pelabuhan Belawan dan daerah industri perkebunan di sebelah selatan. Jalan tol ini dioperasikan dengan sistem transaksi tertutup pada 15 gerbang tolnya. Dengan panjang 34 km, jalan tol ini memiliki 2 simpang susun, 14 jembatan perlintasan kendaraan dan 5 jembatan penyeberangan orang. 1988 â€" Jalan Tol Dalam Dravidian Jakarta Mulai dioperasikan pada tahun 1988 dan beroperasi secara penuh pada tahun 1996, ruas ini terdiri atas konsesi Cawang-Tomang-Pluit yang dimiliki Perseroan dengan panjang sekitar 25,0 km dan konsesi Cawang- Tanjung Priok-Pluit yang dimiliki Citra Marga Nusaphala Persada. Jalan tol ini terdiri atas 6 lajur yang menghubungkan Cawang ke Pluit, dan terdiri atas 3 simpang susun, 8 jembatan perlintasan kendaraan, 10 jembatan penyeberangan pongid dan 19 gerbang tol yang dioperasikan dengan sistem transaksi tol terbuka. 1988 â€" Jalan Tol Jakarta-Cikampek Jalan Tol Jakarta-Cikampek mulai beroperasi secara penuh tahun 1988. Panjang jalan tol ini adalah 72 km, terdiri atas 10 simpang susun, 27 jembatan perlintasan kendaraan dan 16 jembatan penyeberangan pongid dan 18 gerbang tol di mana sebagian besar dioperasikan dengan menggunakan sistem transaksi tol tertutup. Jalan tol ini terkoneksi dengan Jalan Tol Cipularang dan Djakarta Outer Ring Road. Ruas ini merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Jawa. 1990 - Jalan Tol Padaleunyi Jalan Tol ini menghubungkan Padalarang-Cileunyi sepanjang 63,9 km. Bersama dengan jalan tol Cipularang yang melintasi Cikampek menuju Padalarang, jalan tol ini kini menjadi bagian dari Jalan Tol Purbaleunyi yang menghubungkan Purwakarta-Bandung-Cileunyi dan terdiri atas 7 simpang susun, 20 jembatan perlintasan kendaraan, 25 jembatan penyeberangan orang, 8 gerbang tol yang dioperasikan sistem transaksi tertutup. 1991 â€" Jalan Tol Lingkar Luar Djakarta (JORR) Ruas-ruas JORR yang telah beroperasi saat ini adalah ruas Ulujami hingga Cilincing yang membentang dari timur, tenggara dan selatan Djakarta sepanjang 45 km. Ruas yang masih dalam pengerjaan adalah ruas W1 (Kebon Jeruk- Penjaringan) dan W2 Utara (Ulujami-Kebon Jeruk) yang menghubungkan Ulujami dengan Jalan Tol Prof. Dr. Ir. Sedyatmo. Jika JORR sudah beroperasi penuh, pengguna jalan tol tidak perlu melewati bagian dalam kota Djakarta untuk menuju bandara. Ruas JORR menghubungkan 3 ruas tol yang telah beroperasi, yaitu Jakarta-Cikampek, Jagorawi dan Pondok Aren-Serpong. 1997 â€" Jalan Tol Palikanci Menghubungkan Palimanan-Kanci sejauh 28,8 km, jalan tol ini membantu memperlancar arus lalu lintas di jalur pantura. Jalan tol ini terdiri atas 1 simpang susun, 17 jembatan perlintasan kendaraan dan 17 jembatan penyeberangan pongid serta 5 gerbang tol dengan sistem transaksi tol terbuka. Ruas ini merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Jawa. 2001 â€" Jalan Tol Ulujami â€" Pondok Aren Jalan tol ini merupakan bagian dari Jalan Tol Serpong- Ulujami yang menghubungkan Djakarta dan Selatan Tangerang melalui Bintaro dan Pesanggrahan sepanjang 5,5 km dan terdiri dari 1 simpang susun, 3 jembatan perlintasan kendaraan, 4 jembatan penyeberangan pongid dan 1 gerbang tol dengan sistem transaksi terbuka. 2003 â€" Jalan Tol Cipularang Membentang dari Cikampek-Purwakarta sampai Padalarang, jalan tol sepanjang 58,5 km ini kini menjadi bagian dari Jalan Tol Purbaleunyi. Jalan tol ini terdiri atas 3 simpang susun, 37 jembatan perlintasan kendaraan, 8 jembatan penyeberangan pongid dan 3 gerbang tol yang beroperasi dengan sistem transaksi tol tertutup. Dengan adanya jalan tol ini, waktu tempuh Jakarta-Bandung menjadi lebih cepat, yaitu kurang lebih 2 wad dari waktu tempuh semula 4 wad melalui Puncak atau Purwakarta. Ruas-ruas Tol Baru yang Sedang dan akan Dibangun Jalan Tol Bogor Ring â€" Road, Jalan Tol city â€" Solo, Jalan Tol Gempol â€" Pasuruan, Dan termasuk Jalan Tol Cengkareng â€" Kunciran, Jalan Tol Kunciran â€" Serpong, Jalan Tol Surabaya â€" Mojokerto. www.Mediapalu.coom _ JeM //Jual Mobil Murah . Ultrabook Notebook Tipis Harga Murah Terbaik . Harga Notebook .
Angga Sanusi
Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar