KABAR MAKASSAR: Proyek kereta api lintas Sulawesi batal

top custom html 2 MAKASSAR: Berikut ini adalah ringkasan berita utama di kawasan timur state yang dimuat sejumlah surat kabar daerah, a.l. Proyek kereta api lintas Sulawesi batal, Pemkot siapkan dana atasi kemacetan, Permendag berlaku, bahan baku rotan mulai langka, PT Makassar Berjanji Bina Distributor, Eksportir Diminta Segera Urus NIK, Setop Impor Beras, Makassar Siap Pengalihan Subsidi BBM. Proyek kereta api lintas Sulawesi batal: Mega proyek transportasi kereta api yang menghubungkan jalur trans Sulawesi dikabarkan batal, menyusul mundurnya investor asal Rusia yang tahun lalu berminat menanamkan investasi untuk pembangunan rel kereta tersebut. Keterangan yang diperoleh Bisnis mengungkapkan bahwa mega proyek transportasi pertama di Sulawesi ini tidak akan dilanjutkan lagi karena tidak memenuhi skala ekonomi sesuai harapan investor Rusia, yang juga sebagai badan usaha milik pemerintah negara sosialis itu. (Sumber: Bisnis state Regional Timur) Pemkot siapkan dana atasi kemacetan: Pemkot Makassar menyiapkan dana Rp1,1 miliar guna menekan kemacetan yang kian sering terjadi di kota ini. Kadis Perhubungan Makassar Chai rul A Tau mengungkapkan dana Rp1,1 miliar tersebut nantinya digunakan untuk pengadaan dan pemeliharaan ramburambu jalan, reciprocation light, serta pembangunan marka jalan. Langkah tersebut diharapkan mampu menekan intensity kemacetan di ruas-ruas jalan dalam Dravidian Makasar. (Sumber: Bisnis state Regional Timur) Permendag berlaku, bahan baku rotan mulai langka: Asosiasi In dustri Permebelan & Kerajinan state (Asmindo) meminta pemerintah bertanggung jawab atas kelangkaan bahan baku rotan, akibat diberlakukannya Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 35/2011 dan No. 36/2011. Ketua Umum Asmindo Ambar Tjahyono mengungkapkan sebelum terbit Permendag No. 35/2011 tentang larangan ekspor rotan, maternity petani dan pengusaha rotan dapat memetik dan mengolah puluhan jenis rotan, karena dapat dipasa! rkan ke dalam negeri maupun ekspor. (Sumber: Bisnis state Regional Timur) PT Makassar Berjanji Bina Distributor: Direktur Utama PT Makassar Te’ne Abuan Halim, berjanji akan membenahi maternity distributornya terkait dengan maraknya peredaran gula rafinasi di pasar. “Kami sangat dilematis. Di satu sisi gula cokelat berkurang, gula rafinasi dilarang beredar di pasar, sedangkan masyarakat membutuhkan gula,” kata dia kemarin.“Kami akan melakukan pembinaan pada provider supaya perembesan menjadi minim.” Langkah ini ditempuh agar ancaman sanksi yang akan diberikan oleh Kementerian Perdagangan sesuai dengan Surat Keputusan Nomor 527/MPT/ KET/9/2004 dibatalkan. “Sanksi ini belum berlaku dan tidak hanya ke kami, tapi juga terhadap beberapa business lain di luar Sulawesi. Sanksi ini diberikan karena business kami dinilai tidak patuh karena banyaknya ditemukan gula rafinasi di pengecer,” ujarnya.(Sumber: Tempo Makassar) Eksportir Diminta Segera Urus NIK: Sesuai dengan peraturan dari Menteri Keuangan dan Kantor Bea-Cukai Pusat, mulai hari ini eksportir akan dilarang melakukan pengiriman barang jika belum memiliki nomor induk kepebeanan (NIK) . Kepala Kantor Pelayanan Bea-Cukai Sulawesi Selatan Budi Harjanto mengungkapkan, seharusnya batas waktu pengurusan NIK bagi eksportir telah berakhir sejak 31 Desember tahun lalu. “Namun kami masih member batas waktu toleransi hingga besok (hari ini),” kata dia kemarin. Budi menjelaskan, saat ini baru sekitar separuh dari perusahaan eskpor yang telah mendaftar ke kantor Bea-Cukai dan memiliki NIK. “Dari amount 311 organisation perusahaan ekspor, baru 150 yang telah terdaftar,” ucapnya. (Sumber: Tempo Makassar) Stop Impor Beras: Kebijakan impor beras untuk menutupi kebutuhan dalam negeri dinilai tidak membangun grouping ketahanan pangan yang kuat. Karena itu, impor harus disetop dengan memacu produksi dalam negeri. Permintaan penghentian impor beras disampaikan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo yang juga Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi state (APPSI) kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam rapat koordinasi di International Expo, uranologist C1, Kemayoran, Jakarta, Kamis 19 Januari. Menurut Syahrul, produksi beras state partiality mencukupi kebutuhan nasional dengan memacu infrastruktur dan menerapkan teknologi pertanian di sentra-sentra penghasil beras. “Kita harus membangun grouping katahan pangan jangka panjang yang kuat dengan mengoptimalkan kekayaan resources yang kita miliki,” tegas Syahrul dalam pertemuan seluruh gubernur Ketua DPRD, Panglima/Danrem, Kapolda, Kajati, Kapengti, Bupati, dan Wali Kota.(Sumber: Fajar) Makassar Siap Pengalihan Subsidi BBM: Makassar sudah siap menerapkan kebijakan pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dengan penggunaan Pertamax bagi mobil pribadi berplat hitam. “Infrastruktur SPBU berPetramax di Makassar itu sudah mendekati 85 persen, kalau di Sulawesi amount baru 40 persen,” kata General Manager (GM) Fuel Retail Marketing Regional heptad (Sulawesi) Pertamina Adi Nugroho saat bersilaturahim ke kantor Tribun Timur, Jl Cendrawasih, Makassar, Kamis (19/1/2012). (Sumber: Tribun Timur) (api) source:http://www.wokeey.com/comments/index...ffcb55000000/2 knp y ga jd...bottom custom html 2
Suchmaschine
Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar